Selasa, 29 November 2016

ilmu komunikasi



BAB I

1.     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing indovidu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama.
Komunikasi merupakan hal penting yang tak bisa lepas dari segala hal bidang kehidupan. Tiap orang tentu pernah melakukannya, karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu bergantung pada manusia lain. Sehingga satu-satunya cara yg dapat digunakan digunakan agar tetap bisa saling berhubungan adalah dengan berkomunikasi satu sama lain. Baik itu secara sederhana atau secara canggih dan modern karena proses penyampaiannya melalui media massa.
Kegiatan berkomunikasi itu perannya sangat banyak. Dengan berkomunikasi bersama orang lain, secara tidak sadar kita telah memperoleh banyak manfaat dan ilmu pengetahuan. Walaupun ada juga hal negatifnya. Dengan sering melakukan komunikasi kita akan belajar bagaimana caranya mengguanakan bahasa yang baik dan benar. Tak berlebihan jika para pakar komunikasi menggolongkan komunikasi sebagai salah satu kebutuhan pokok selain sandang, pangan dan papan.
Makalah ini akan menjabarkan lebih mendalam mengenai komunikasi tterutama prinsip-prinsipnya. Dengan begitu pembaca juga diharapkan tidak hanya mampu mengetahuinya saja melainkan harus dengan mempraktekannya dan mengilmplimentasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.      RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan prinsip-prinsip komunikasi !
2.      Jelaskan komunikasi antar budaya !
BAB II
1.      A. komunikasi adalah proses simbolik
Salah satu kebutuhan manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakartan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan penghormatan kepada Negara.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh icon dan indeks. Lambang itu bervaeriasi dari suatu budaya ke budaya yang lain, dari suatu tempat ketempat yang lain. Misalnya adalah untuk menyebut benda yang dipakai untuk minum orang Indonesia menyebutnya gelas orang inggris menyebutnya glass dan orang arab menyebutnya kuubun.
·         Lambang bersifat sembarang, mana suka, atau sewenang-wenang.
Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata (lisan atau tulisan), isyarat anggota tubuh, makanan dan cara makan, tempat tinggal dll.
·         Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna ; kitlah yang memberi makna pada lambang
Yang dimaksudkan sebenarnya adalah bahwa kata-kata itu mendorong orang untuk memberi makna. Dengan kata lain, sebenarnya tidsak ada hubungan yang alami antara lambang dengan objek yang dirujuknya.
·         Lambang itu bervariasi
Variasi dari suatu budaya kebudaya yang lain dan suatu tempat ketempat yang lain. Begitu juga makna yang diberikan kepada lambang tersebut.
                                  
B.     Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi
Kita tidak dapat berkomunikasi. Tidak berarti bahwa setiap perilaku adalah komunikasi. Manusia sebenarnya punya potensi untuk ditafsirkan. Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.

C.    Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakan nya yang juga mengisyratkan bagaimana hubungan para pelaku itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu di tafsirkan.
Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan berbeda. Pengaruh pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang berbeda.

D.    Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Konumikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengjaan, dari komunikasi yang tidak sengaja sama sekali hingga komuniukasi yang benar-benar direncanakan dan disadari. Namun kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya berkomunikasi. Dalam berkumunikasi,biasanya kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi husus dari  pada situasi rutin.
E.     Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (iklim,suhu, dan cuaca), waktu, sosial, dan psikologis. Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Sebagai konteks sosial juga mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi.

F.     Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
Ketika orang-orang berkomunikasi mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka.prediksi ini tidak selalu di sadari dan sering berlangsung cepat. Prinsip ini mengasumsikan bahwa derajat tertentu ada peraturan pada perilaku manusia. Dengan kata lain, perilaku manusia, minimal secara parsial, dapat diramalkan.

G.    Komunikasi bersifat sistemik
Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup. Organ-organ dalam tubuh saling berhubungan. Begitu pula dengan komunuikasi setidaknya ada dua sistem dasar yaitu sistem internal dan eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpatisipasi dala prosesa komunikasi. Sistem eksternal terdiri dari unsure-unsur dalam lingkungan diluar individu, termasuk kata-kata yang harus dipilih untuk berbicara, isyarat fisik, kegaduhan disekitarnya, dll.
                                               
H.    Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan orang yang sedang berkomunikasi. Kesamaan hal-hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, tingkat pendidikan, atau tingat ekonomi akan mendorong orang untuk saling terttarik dan pada akhirnya karena kesamaan itulah komunikasi menjadi lebih efektif. Hal yang paling utama adalah bahasa, ketika dua orang sedang berkomunikasi menggunakan bahasa yang sama, ini akan memudahkan kedua orang tersebut untuk saling memahami, namun berbeda jika keduanya mengguanakan dua bahasa yang berbeda dimana satu sama lain tidak mengetahui bahasa orang yang sedang diajak berkomunikasi.

I.       Komunikasi bersifat Nonsekuensual.
Sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk tatap muka berlangsung dua arah bukan satu arah (linier). Beberapa pakar komunikasi mengakui sifat sirkuler atau dua arah komunikasi ini, misalnya frank dance, Kincaid, dan schramm yang mereka sebut model komunikasi antarmanusia yang memusat.

J.       Komunikasi bersifat Prosesual, Dinamis, dan transaksional.
Seperti waktu, komunikasi juga mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, melainkan suatu proses yang sinambung (continuous). dalam kehidupan manusia, tidak pernah saat yang sama datang atau muncul dua kali. Bagitu juga dengan komunikasi, komunikasi terjadi sekali waktu dan kemudian menjadi bagian dari sejarah. Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa peserta komunikasi berubah (dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dan perilakunya). Implicit dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding). Kedua proses tersebut terlihat berbeda, tapi sebenarnya adalah terjadi serempak, bukan bergantian.keserempakan inilah yang menjadi tanda jika komunikasi bersifat transaksi.
Dalam proses komunikasi itu, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal ataupun lewat komunikasi nonverbal.
Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya).

K.    Komunikasi bersifat Irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak dapat hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Sifat ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Makadari itu bagi para komunikator dituntut untuk bisa berhati-hati dalam mengucapkan atau megatakan sesuatu, sebab apa yang telah disampaikan tidak dapat diambil ulang, meskipun telah berusaha keras untuk meralatnya.

L.     Komunikasi bukan panasea untuk meyelesaikan berbagai masalah
Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukan panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena persoalan itu mungkin berkaitan dengan masalah structural. Agar komunikasi efektif, tentu saja maslah strukturalnya pun harus dibenahi.

M.   Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga bukanlah suatu barang yang dapat ditangkap dengan tangan untuk diteliti. Komunikasi juga melipbatkan suatu variasi yang berhubungan yang kompleks dan tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling hubungan diantara orang, lingkungan, keterampilan, perasaan, semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Jadi, komunikasi disamping berubah-ubah juga dapat menimbulkan perubahan.

N.    Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi
Yang dimaksud disini adalah saling bertukar komunikasi antara satu orang dengan yang lainnya.


2.      KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi antarbudaya terjadi apabila penyampai pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Budaya sangat mempengaruhi komunikasi. Budaya bertanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang.
Dalam setiap budaya ada bentuk lain yang agak serupa dengan bentuk budaya lainnya. Ini menunjukkan individu yang telah dibentuk oleh budaya. Bentuk individu sedikit berbeda dengan bentuk budaya yang mempengaruhinya. Ini menunjukkan dua hal. Pertama, ada pengaruh-pengaruh lain disamping budaya yang membentuk individu. Kedua, merskipun budaya merupakan kekuatan dominan yang mempengaruhi individu, orang-orang dalam suatu budaya pun mempunyai sifat-sifat yang berbeda.
·            BUDAYA DAN KOMUNIKASI
Hubungan antara budaya dan komunikasi sangat penting untuk memahami komunikasi antar budaya, oleh karena itu melalui pengaruh budaya lah orang-orang belajar berkomunikasi.
Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip pula terhadap suatu objek social atau sesuatu peristiwa. Komunikasi itu terikat oleh budaya. Sebagaimana perbedaan antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Maka cara komunikasi mereka pun berbeda.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya menentukan perilaku komunikatif.
·            Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi, dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain, persepsi adalah cara kita mengubah energi-energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Secara umum dipercaya bahwa orang-orang berperilaku itu sebagai hasil dengan cara mereka mempersepsi dunia yang sedemikian rupa juga.
Komunikasi antarbudaya akan lebih dapat dipahami sebagai perbedaan budaya dalam mempersepsi objek-objek social dan kejadian-kejadian. Suatu prinsip penting dalam pendapat ini adalah bahwa masalah-masalah kecil dalam komunikasi sering diperumit oleh perbedaan-perbedaan persepsi. Dalam komunikasi antarbudaya yang ideal kita akan mengharapkan banyak persamaan dalam pengalaman dan persepsi. Tetapi karakter budaya lebih memperkenalkan kita dengan pengalaman-pengalaman yang tidak sama, dan oleh karena itu, membawa kita kepada persepsi yang berbeda atas dunia eksternal.
Dalam banyak hal, hubungan antara komunikasi dengan antarbudaya bersifat timbal balik. Keduanya saling mempengaruhi. Apa yang kita bicarakan, bagaimana kita membicarakannya, apa yang kita lihat, perhatikan, atau abaikan, bagaimana kita berfikir, dan apa yang kita fikirkan dipengaruhi oleh budaya. Pada gilirannya, apa yang kita bicarakan, bagaimana membicarakannya, dan apa yang kita lihat turut membentuk, menentukan, dan menghidupkan budaya kita. Budaya takkan hidup tanpa komunikasi, begitupun komunikasi tak kan bisa hidup tanpa budaya.
.



















BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Prinsip-prinsip komunikasi pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh dari pada hakekat komunikasi. Dari semua pemaparan diatas prinsip itu bissa diambil dari pengalaman dan pengamatan pribadi serta brujukan lain yang relevan dimana sebuah prinsip haruss ada suatu hal yang bisa dikaitkan atau bisa menyatu.
Telah disebut bahwa masalah utama dalam komunikasi antarbudaya adalah kesalahan dalam persepsi social yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan budaya yang mempengaruhi proses persepsi. Pemberian makna kepada pesan dalam banyak hal dipengaruhi oleh budaya penyandi balik pesan. Pihak-pihak yang melakukan komunikasi antarbudaya harus mempunyai keinginan yang jujur dan tulus untuk berkomunikasi dan mengahrapkan pengertian timbale balik. Cara ini memerlukan sikap-sikap yang positif dari para pelaku komunikasi antarbudaya dan penghilangan hubungan-hubungan superior-inferior yang berdasarkan keanggotaan dalam budaya-budaya, ras-ras, atau kelompok-kelompok etnik tertentu












Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara, 1989
Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. Komunikasi Antar Budaya. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003


Tidak ada komentar:

Posting Komentar