Selasa, 29 November 2016

ilmu dakwah



BAB II

                                                                               Pembahasan


A.    Perkembangan  ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan(science) memiliki pengertian yang berbeda dengan pengetahuan (knowledge atau dapat juga di sebut common sense) . orang awam kurang mengetahuai bahwa ilmu pengetahuan itu berbeda dengan pengetahuan , bahkan mungkin mereka menyamakan dua pengertian tersebut.
Ilmu pengetahuan mempelajari atau membahas esensi atau hakikat ilmu pengetahuan .untuk itu kita perlu memahami filsafat ilmu pengetahuan , dengan mempelajari filsafat ilmu pengetahuan disamping itu kita akan mengetahui hakikat ilmu pengetahuan dan hakikat pengetahuan  tidak akan terbenam dalam suatu ilmu yang spesifik sehingga makin menyempit dan eksklusif. Dengan mempelajari filsafat ilmu pengetahuan akan membuka perspektif (wawasan) yang luas ,sehungga kita dapat menghargai ilmu-ilmu lain , dapat berkomunikasi dengan ilmu-ilmu lain. Dengan demikian kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara interdisipliner.
 Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu sangat penting ,karna dengan mempelajari hal tersebut kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan. Ilmu pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses ,melalui tahap-tahap atau periode-periode perkembangan.

1.      Periode pertama (abad 4 sebelum masehi)
Perintisan ilmu pengetahuan dianggap dimulai pada abad 4 sebelum masehi , karena peninggalan-peninggalan yang menggambarkan ilmu pengetahuan di ketemukan mulai abad 4 SM. Abad 4 SM merupakan abad terjadinya pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos , dari dongeneg-dongeng ke analisis rasional. Contoh persepsi mitos adalah pandangan yang beranggapan tentang kejadian-kejadian .
Contoh logos adalah pandangan yang bersifat rasional .dalam persepsi mitos ,dunia atau komos dikendalikan oleh kekuatan –kekuatan  magic,mistis. Atau dengan kat lain ,dunia dijelaskan oleh faktor-faktor luar (eksternal) . sedangkan dalam persepsi rasional ,dunia dianalisis dari faktor-faktor dalam (internal) . atau dengan kata lain ,dunia dianalisis dengan argumentasi yang dapat diterima secara rasional atau akal sehat.
Analisis rasional ini merupakan perintis analisis ilmiah , tetapi belum dapat dikatakan ilmiah.
 Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles, Persepsi aristoteles tentang dunia adalah sebagai berikut. Dunia adalah ontologis atau ada (eksis). Sebelum aristoteles dunia dipersepsikan tidak eksis , dunia hanya menumpang keberadaan dewa-dewa . dunia bukan dunia rill, yang rill adalah dunia ide.
Menurut Aristoteles dunia merupakan substansi ,dan ada hierarki substansi-substansi . substansi adalah suatu yang mandiri , dengan demikian dunia itu mandiri.setiap substansi mempunyai stuktus ontologis , dalam struktus ontologis terdapat 2 prinsip  yaitu:
1.)    akt  : menunjukkan prinsip kesempurnaan (realis)
2.)    potensi: menunjukkan prinsip kemampuannya , kemungkinan (relatif)
setiap benda sempurna dalam diri dan mempunyai kemungkinan untuk mempunyai kesempurnaan lain.perubahan terjadi bila potensi berubah ,dan perubahan tersebut direalisasikan .
pandangan Aristoteles yang dapatdi katakan sebagai awal dari perintis ilmu pengetahuan adalah hal-hal sebagai berikut .
a.      Pengenalan
Menurut Aristoteles terdapat dua macam pengenalan  yaitu:
1.)    pengenalan indrawi dan
2.)    pengenalan rasional
menurut aristoteles ,pengenalan indrawi memberi pengetahuan tentanghal-hal yang kongkrit dari suatu benda .sedang pengenalan rasional dapat mencapai hakikat suatu,melalui jalan abstrak.
b.      Metode
Menurut Aristoteles, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum bukan obyek eksternal atau fakta . penggunaan prinsip atau hukum berarti berargumentasi (reasoning) .
Menurut Aristoteles mengembangkan ilmu pengetahuan berarti mengembangkan prinsip-prinsip , mengembangkan ilmu pengetahuan ada dua yaitu:
1.)    Induksi intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum ( pengetahuan universal)
2.)    Deduksi ( silogisme) yaitu mulai dari pengetahuan universal menuju fakta – fakta .
2.      Periode Kedua (abad 17 masehi)

Pada periode yang kedua ini tenjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya  perombakan total dalam cara berfikirlah  perombakan tersebut adalah sebagai berikut  Apabila Aristoteles cara berfikirnya bersifat ontologis rasional , maka gallileo gallilei  cara berfikirnya bersifat analisis yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif atau matematis .yang dimunculkan dalam berfikir ilmiah aristoteles adalah berfikir tentang hakikat ,jadi berfikir metafisis ( apa yang ada dibalik yang nampak atau apa yang ada di balik fenomena) .
Abad 17 meninggalkan cara berfikir metafisi dan beralih ke elemen-elemen yang terdapat pada suatu benda , jadi tidak mempersoalkan tentang hakikat . dengan demikian bukan substansi tetapi elemen-elemen yang merupakan kesatuan sistem . cara berfikir abad 17 mengkontruksi suatu model yaitu memasukkan makro menjadi mikro , mengkontruksi suatu model yang dapat diuji coba secara empiris ,sehingga memerlukan adanya laboratorium . uji coba penting untuk itu harus membuat eksperimental. Selanjutnya apabila pada zaman aristoteles ilmu pengetahuan bersifat ontologis, maka sejak abad 17 , ilmu pengetahuan berpijak  pada prinsip-prinsip yang kuat yaitu jelas dan terpilah-pilah (clearly and distinctly) serta di satu pihak berfikir pada kesadaran, dan pihak lain berpihak pada materi. Prinsip jelas dan terpilah-pilah dapat dilihat dari pandangan Rene Descrates(1596-1650) dengan ungkapan yang terkenal yaitu cogito ergo sum , yang artinya karna aku berpikir maka aku ada . ungkapan cogito ergo sum adalah sesuatu yang pasti karna berpikir bukan merupakan khayalan. Suatu yang pasti adalah jelas dan terpilah-pilah . menurut Descartes pengetahuan tentang sesuatu bukan hasil pengamatan melainkan hasil pemeriksaan rasio (Hadiwijono, 1981). Pengamatan merupak hasil kerja dari indra (mata, telinga,hidung, dan lain sebagainya). Oleh karna itu hasilnya kabur , karna itu sama dengan pengamatan binatang untuk mencapai seuatu yang pasti menurut Descartes kita harus meragukan apa yang kita amati dan kita ketahui sehari-hari pangkal pemikiran yang pasti menurut Descartes dikemukan melalui keraguan –keraguan . keraguan-keraguan menimbulkan kesadaran , kesadaran ini berada di samping materi.prinsip ilmu pengetahuan satu pihak berpikir pada kesadarn dan pihak lain berpijak pada materi juga dapat dilihat dari pandangan Immanuel kant (1724-1808) . menurut Immanuel kant ilmu pengetahuan itu bukan merupakan pengalaman terhadap fakta , tetapi merupakan hasil rekontruksi oleh rasio .
agar dapat memahami pandangan Immanuel kant tersebut perlu terlebih dahulu mengenal pandangan rasionalisme dan empirisme . rasionalisme mementingkan unsur-unsur epriori dalam pengenalan , berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman .sedangkan empirisme menekankan unsur-unsur  Apostriori , berarti unsur-unsur berasal dari pengalaman . menurut Immanuel kant , baik rasionalaisme maupun epirisme dua-duanya berat sebelah . ia berusaha menjelaskan bahwa pengenalan manusia merupakan keterpaduan atau sintesa antara unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori (bertens,1975). Oleh karena itu kant berpendapat bahwa pengenalan berpusat pada pusat dan bukan pada obyek . sehingga dapat dikatakan menurut kant ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman ,tetapi hasil kontruksi oleh rasio.
Inilah pandagan Rene Descrates dan Immanuel kant yang menolak pandangan aristoteles yang bersifat ontologis dan metafisis . Banyak tokoh lain yang meninggalkan pandangan aristoteles .
B.     Perbedaan Ilmu pengetahuan dengan pengetahuan

Terdapat beberapa definisi tentang ilmu pengetahuan , diantaranya sebagai berikut . Menurut Ernest Nagel secara rinci membedakan pengetahuan (common sense) dengan ilmu pengetahuan (science ).perbedaan tersebut  sebagai berikut :
1.)    Dalam Common sense informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang mengapa dan bagaimana . Common sense tidak melakuakan pengajuan kritis hubungan sebab akibat antara fakta yang satu dengan fakta yang lain.sedangkan dalam science disamping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan pengklarifikasian berdasarrkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku .
2.)    Ilmu pengetahuan menekankan ciri sistematik . penelitian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang  suatu hal . Artinya dengan berpedoman pada teori-teori yang dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu ,penelitian baru bertujuan untuk menyempurnakan teori yang telah ada yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan Common sense tidak memberikan penjelasan (eksplanasi) yang sistematis dari berbagai fakta yang terjalin .disamping itu , dalam common sense  cara pengumpulan data bersifat subyektif , karena common sense sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan.
3.)    Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan , ilmu pengetahuan menjadi konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan . ilmu pengetahuan berusaha untuk mencari , dan menginroduksi pola-pola eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk mempertegas aturan-aturan . dengan menunjukkan hubungan logis dari porposisi yang satu dengan yang lain, ilmu pengetahuan tampil mengatasi konflik.
4.)    Kebenaran yang diakui oleh Common sense bersifat tetap, sedang kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu dapat diperbaharui atau diganti.
5.)    Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk memberi penjelasan pengungkapan fakta . istilah Common sense  biasanya mengandung pengertian ganda dan samar-samar . sedangkan ilmu pengetahuan merupakan  konsep-konsep yang tajam yang harus diverivikasikan secara empirik.
6.)    Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur . ilmu pengetahuan berdasar pada metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains) , metode yang dipergunakan adalah metode pengamatan , eksperimen ,generalisasi, dan verivikasi. Sedang ilmu sosial dan budaya juga menggunakan metode pengamatan ,wawancara , eksperimen, generalisasi, dan verivikasi. Dalam Common sense cara mendapatkan pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan panca indra .






 



BAB III
                                                                                  Penutup



        Dari materi yang telah kita bahas secara bersama , maka dalam materi ini dapt disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan kerangka konseptual atau teori-teori yang saling berkaitan yang memberi tempat penkajian dan pengujian secara kritis  dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain dalam bidang yang sama , dengan demikian bersifat sistematik ,obyektif, dan universal.
Sedangkan pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap , karena tidak memberikan tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain , dengan demikian tidak bersifat sistematik dan tidak  obyektif  serta tidak universal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar