BAB II
Pembahasan
A. Perkembangan ilmu pengetahuan
Ilmu
pengetahuan(science) memiliki
pengertian yang berbeda dengan pengetahuan (knowledge
atau dapat juga di sebut common sense)
. orang awam kurang mengetahuai
bahwa ilmu pengetahuan itu berbeda dengan pengetahuan , bahkan mungkin mereka
menyamakan dua pengertian tersebut.
Ilmu
pengetahuan mempelajari atau membahas esensi atau hakikat ilmu pengetahuan
.untuk itu kita perlu memahami filsafat ilmu pengetahuan , dengan mempelajari
filsafat ilmu pengetahuan disamping itu kita akan mengetahui hakikat ilmu
pengetahuan dan hakikat pengetahuan
tidak akan terbenam dalam suatu ilmu yang spesifik sehingga makin
menyempit dan eksklusif. Dengan mempelajari filsafat ilmu pengetahuan akan
membuka perspektif (wawasan) yang luas ,sehungga kita dapat menghargai
ilmu-ilmu lain , dapat berkomunikasi dengan ilmu-ilmu lain. Dengan demikian
kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara interdisipliner.
Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu
sangat penting ,karna dengan mempelajari hal tersebut kita dapat mengetahui
tahap-tahap perkembangan. Ilmu pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu
saja, tetapi melalui proses ,melalui tahap-tahap atau periode-periode
perkembangan.
1.
Periode
pertama (abad 4 sebelum masehi)
Perintisan ilmu pengetahuan dianggap
dimulai pada abad 4 sebelum masehi , karena peninggalan-peninggalan yang
menggambarkan ilmu pengetahuan di ketemukan mulai abad 4 SM. Abad 4 SM
merupakan abad terjadinya pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos ,
dari dongeneg-dongeng ke analisis rasional. Contoh persepsi mitos adalah
pandangan yang beranggapan tentang kejadian-kejadian .
Contoh logos adalah pandangan yang
bersifat rasional .dalam persepsi mitos ,dunia atau komos dikendalikan oleh
kekuatan –kekuatan magic,mistis. Atau
dengan kat lain ,dunia dijelaskan oleh faktor-faktor luar (eksternal) . sedangkan dalam persepsi rasional ,dunia dianalisis
dari faktor-faktor dalam (internal) .
atau dengan kata lain ,dunia dianalisis dengan argumentasi yang dapat diterima
secara rasional atau akal sehat.
Analisis rasional ini merupakan perintis
analisis ilmiah , tetapi belum dapat dikatakan ilmiah.
Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah
Aristoteles, Persepsi aristoteles tentang dunia adalah sebagai berikut. Dunia
adalah ontologis atau ada (eksis). Sebelum aristoteles dunia dipersepsikan
tidak eksis , dunia hanya menumpang keberadaan dewa-dewa . dunia bukan dunia
rill, yang rill adalah dunia ide.
Menurut Aristoteles dunia merupakan
substansi ,dan ada hierarki substansi-substansi . substansi adalah suatu yang
mandiri , dengan demikian dunia itu mandiri.setiap substansi mempunyai stuktus
ontologis , dalam struktus ontologis terdapat 2 prinsip yaitu:
1.)
akt : menunjukkan prinsip
kesempurnaan (realis)
2.)
potensi:
menunjukkan
prinsip kemampuannya , kemungkinan (relatif)
setiap
benda sempurna dalam diri dan mempunyai kemungkinan untuk mempunyai
kesempurnaan lain.perubahan terjadi bila potensi berubah ,dan perubahan
tersebut direalisasikan .
pandangan
Aristoteles yang dapatdi katakan sebagai awal dari perintis ilmu pengetahuan
adalah hal-hal sebagai berikut .
a.
Pengenalan
Menurut Aristoteles terdapat dua macam
pengenalan yaitu:
1.) pengenalan
indrawi dan
2.) pengenalan
rasional
menurut
aristoteles ,pengenalan indrawi memberi pengetahuan tentanghal-hal yang
kongkrit dari suatu benda .sedang pengenalan rasional dapat mencapai hakikat
suatu,melalui jalan abstrak.
b.
Metode
Menurut Aristoteles, ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum bukan obyek
eksternal atau fakta . penggunaan prinsip atau hukum berarti berargumentasi (reasoning) .
Menurut Aristoteles mengembangkan ilmu
pengetahuan berarti mengembangkan prinsip-prinsip , mengembangkan ilmu
pengetahuan ada dua yaitu:
1.) Induksi
intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum ( pengetahuan universal)
2.) Deduksi
( silogisme) yaitu mulai dari pengetahuan universal menuju fakta – fakta .
2.
Periode
Kedua (abad 17 masehi)
Pada periode yang kedua ini tenjadi
revolusi ilmu pengetahuan karena adanya
perombakan total dalam cara berfikirlah
perombakan tersebut adalah sebagai berikut Apabila Aristoteles cara berfikirnya bersifat
ontologis rasional , maka gallileo gallilei
cara berfikirnya bersifat analisis yang dituangkan dalam bentuk
kuantitatif atau matematis .yang dimunculkan dalam berfikir ilmiah aristoteles
adalah berfikir tentang hakikat ,jadi berfikir metafisis ( apa yang ada dibalik
yang nampak atau apa yang ada di balik fenomena) .
Abad 17 meninggalkan cara berfikir
metafisi dan beralih ke elemen-elemen yang terdapat pada suatu benda , jadi
tidak mempersoalkan tentang hakikat . dengan demikian bukan substansi tetapi
elemen-elemen yang merupakan kesatuan sistem . cara berfikir abad 17
mengkontruksi suatu model yaitu memasukkan makro menjadi mikro , mengkontruksi
suatu model yang dapat diuji coba secara empiris ,sehingga memerlukan adanya
laboratorium . uji coba penting untuk itu harus membuat eksperimental.
Selanjutnya apabila pada zaman aristoteles ilmu pengetahuan bersifat ontologis,
maka sejak abad 17 , ilmu pengetahuan berpijak pada prinsip-prinsip yang kuat yaitu jelas dan
terpilah-pilah (clearly and distinctly)
serta di satu pihak berfikir pada kesadaran, dan pihak lain berpihak pada
materi. Prinsip jelas dan terpilah-pilah dapat dilihat dari pandangan Rene
Descrates(1596-1650) dengan ungkapan yang terkenal yaitu cogito ergo sum , yang
artinya karna aku berpikir maka aku ada . ungkapan cogito ergo sum adalah
sesuatu yang pasti karna berpikir bukan merupakan khayalan. Suatu yang pasti
adalah jelas dan terpilah-pilah . menurut Descartes pengetahuan tentang sesuatu
bukan hasil pengamatan melainkan hasil pemeriksaan rasio (Hadiwijono, 1981).
Pengamatan merupak hasil kerja dari indra (mata, telinga,hidung, dan lain
sebagainya). Oleh karna itu hasilnya kabur , karna itu sama dengan pengamatan
binatang untuk mencapai seuatu yang pasti menurut Descartes kita harus
meragukan apa yang kita amati dan kita ketahui sehari-hari pangkal pemikiran
yang pasti menurut Descartes dikemukan melalui keraguan –keraguan .
keraguan-keraguan menimbulkan kesadaran , kesadaran ini berada di samping
materi.prinsip ilmu pengetahuan satu pihak berpikir pada kesadarn dan pihak
lain berpijak pada materi juga dapat dilihat dari pandangan Immanuel kant
(1724-1808) . menurut Immanuel kant ilmu pengetahuan itu bukan merupakan
pengalaman terhadap fakta , tetapi merupakan hasil rekontruksi oleh rasio .
agar dapat memahami pandangan Immanuel
kant tersebut perlu terlebih dahulu mengenal pandangan rasionalisme dan
empirisme . rasionalisme mementingkan unsur-unsur epriori dalam pengenalan ,
berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman .sedangkan empirisme
menekankan unsur-unsur Apostriori ,
berarti unsur-unsur berasal dari pengalaman . menurut Immanuel kant , baik
rasionalaisme maupun epirisme dua-duanya berat sebelah . ia berusaha
menjelaskan bahwa pengenalan manusia merupakan keterpaduan atau sintesa antara
unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori (bertens,1975). Oleh karena
itu kant berpendapat bahwa pengenalan berpusat pada pusat dan bukan pada obyek
. sehingga dapat dikatakan menurut kant ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman
,tetapi hasil kontruksi oleh rasio.
Inilah pandagan Rene Descrates dan
Immanuel kant yang menolak pandangan aristoteles yang bersifat ontologis dan
metafisis . Banyak tokoh lain yang meninggalkan pandangan aristoteles .
B. Perbedaan Ilmu pengetahuan dengan
pengetahuan
Terdapat
beberapa definisi tentang ilmu pengetahuan , diantaranya sebagai berikut .
Menurut Ernest Nagel secara rinci membedakan pengetahuan (common sense) dengan ilmu pengetahuan (science ).perbedaan
tersebut sebagai berikut :
1.) Dalam
Common sense informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan
tentang mengapa dan bagaimana . Common
sense tidak melakuakan pengajuan kritis hubungan sebab akibat antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain.sedangkan dalam science disamping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat
dikontrol dengan sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan
pengklarifikasian berdasarrkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku .
2.) Ilmu
pengetahuan menekankan ciri sistematik . penelitian ilmiah bertujuan untuk
mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang suatu hal . Artinya dengan berpedoman pada
teori-teori yang dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu ,penelitian
baru bertujuan untuk menyempurnakan teori yang telah ada yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Sedangkan Common
sense tidak memberikan penjelasan (eksplanasi) yang sistematis dari
berbagai fakta yang terjalin .disamping itu , dalam common sense cara pengumpulan data bersifat subyektif ,
karena common sense sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan.
3.) Dalam
menghadapi konflik dalam kehidupan , ilmu pengetahuan menjadi konflik sebagai
pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan . ilmu pengetahuan berusaha untuk
mencari , dan menginroduksi pola-pola eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk
mempertegas aturan-aturan . dengan menunjukkan hubungan logis dari porposisi
yang satu dengan yang lain, ilmu pengetahuan tampil mengatasi konflik.
4.) Kebenaran
yang diakui oleh Common sense bersifat
tetap, sedang kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian
kritis. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian
melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu dapat diperbaharui atau
diganti.
5.) Perbedaan
selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk memberi penjelasan
pengungkapan fakta . istilah Common
sense biasanya mengandung pengertian
ganda dan samar-samar . sedangkan ilmu pengetahuan merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus diverivikasikan
secara empirik.
6.) Perbedaan
yang mendasar terletak pada prosedur . ilmu pengetahuan berdasar pada metode
ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains) , metode yang dipergunakan adalah
metode pengamatan , eksperimen ,generalisasi, dan verivikasi. Sedang ilmu
sosial dan budaya juga menggunakan metode pengamatan ,wawancara , eksperimen,
generalisasi, dan verivikasi. Dalam Common
sense cara mendapatkan pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan panca
indra .
BAB
III
Penutup
Dari materi yang telah
kita bahas secara bersama , maka dalam materi ini dapt disimpulkan bahwa ilmu
pengetahuan merupakan kerangka konseptual atau teori-teori yang saling
berkaitan yang memberi tempat penkajian dan pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain
dalam bidang yang sama , dengan demikian bersifat sistematik ,obyektif, dan
universal.
Sedangkan pengetahuan
adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap , karena tidak memberikan tempat
bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain , dengan demikian
tidak bersifat sistematik dan tidak
obyektif serta tidak universal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar